Pernahkah kalian mengikuti Tes Potensi Akademik atau Psikotest ? Pada soal psikotest terdapat beberapa soal berkaitan dengan logika berpikir. Begitu juga dalam kehidupan sehari – hari kita sering mendengar istilah logika berpikir yang artinya cara berpikir seseorang yang masuk akal. Logika berpikir yang baik, runtut dan logis akan memberikan solusi yang tepat dari sebuah permasalahan yang dihadapi. Logika tidak hanya dikenal dalam keseharian saja akan tetapi pada pelajaran matematika kita juga mengenal logika matematika. Pada postingan ini kita akan mengenal lebih dekat apa itu logika. Ada beberapa hal yang akan kita pelajari pada logika matematika ini diantaranya Kalimat Pernyataan , kalimat terbuka, ingkaran pernyataan, Pernyataan berkuantor, Pernyataan Majemuk, Invers, Konvers, Kontraposisi dan Penarikan Kesimpulan. Pengertian Kalimat, akan diuraikan mengenai kalimat bermakna, tidak bermakna, kalimat terbuka, pernyataan dan bukan pernyataan, dan nilai kebenaran beserta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian Pernyataan Majemuk, akan diuraikan mengenai ingkaran, konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi, ingkaran kalimat majemuk beserta tabel kebenaran untuk setiap kata hubung dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada Penarikan Kesimpulan akan diuraikan mengenai berbagai cara penarikan kesimpulan, yaitu: Modus ponens, modus tolens, dan silogisme, serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
A. Pernyataan , kalimat terbuka, dan ingkaran pernyataan.
1.
Pernyataan
Pernyataan adalah kalimat yang mengandung
nilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus kedua-duanya.
Contoh :
a. Hasil
kali 5 dan 4 adalah 20
b. Semua
unggas dapat terbang
c. Ada
bilangan prima yang genap
Contoh a dan c adalah pernyataan yang
bernilai benar, sedangkan b penyataan yang bernilai salah.
Contoh kalimat yang bukan
pernyataan :
a. Semoga
nanti engkau naik kelas
b. Tolong
tutupkan pintu itu
c. Apakah
ali sudah makan ?
Suatu pernyataan
dinotasikan dengan huruf kecil seperti p, q, r dan sebagainya.
Misalnya :
P : Semua bilangan prima
adalah ganjil
q : Jakarta ibukota
Indonesia
Ada 2 dasar untuk menentukan
nilai kebenaran suatun pernyataan yaitu :
a. Dasar
empiris : jka nilai kebenaran ditentukan dengan pengamatan pada saat tertentu.
Contoh :
* Rambut adik
panjang
* Besok pagi cuaca
cerah
b.
Dasar tidak empiris : jka nilai kebenaran ditentukan menurut kaidah atau hukum
tertentu. Jadi nilai mutlak tidak terikat oleh waktu dan tempat.
Contoh :
* Jumlah sudut dalam segitiga adalah 1800
* Tugu muda terletak di kota Semarang
2. Kalimat
terbuka
Kalimat terbuka
adalah kalimat yang belum dapat ditentukan nilai kebenaraanya. Ciri dasar
kalimat terbuka adalah adanya peubah atau variabel.
Contoh :
a. 2x
+ 3 = 9
b. 5
+ n adalah bilangan prima
c. Kota
A adalah ibukota provinsi jawa tengah
3. Ingkaran
dari pernyataan
Ingkaran atau
negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan yang mengingkari pernyataan
semula.
Ingkaran dari
pernyataan p dinotasikan ~ p dibaca “ bukan p” atau “tidak p”.
Contoh :
a. p : Ayah pergi ke pasar
~ p : Ayah tidak pergi ke pasar
b. q : 2 + 5 < 10
~ q
: 2 + 5 > 10
B. Pernyataan berkuantor
Pernyataan
berkuantor adalah pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas
Ada 2 macam
kuantor, yaitu :
1. Kuantor
Universal
Dalam pernytaan
kuantor universal terdapat ungkapan yang menyatakan semua, setiap. Kuantor
universal dilambangkan dengan
(dibaca untuk semua atau untuk setiap)

Contoh :
Semua
ikan bernafas dengan insang.
2. Kuantor Eksistensial
Dalam pernyataan
berkuantor eksistensial terdapat ungkapan yang menyatakan ada, beberapa,
sebagian, terdapat. Kuantor Eksistensial dinotasikan dengan E ( dibaca ada,
beberapa, terdapat, sebagian)
Contoh :
Beberapa
ikan bernafas dengan paru-paru
Ingkaran dari
pernyataan berkuantor
Ingkaran dari
pernyataan universal adalah kuantor eksistensial dan sebaliknya ingkaran dari
pernyataan berkuantor eksistensial adalah kuantor universal.
Contoh :
a. p :
Semua ikan bernafas dengan insang
~ p
: Ada ikan bernafas tidak dengan insang
b. q
: Beberapa siswa SMA malas belajar
~ q
: Semua siswa SMA tidak malas belajar
C.
Pernyataan
Majemuk
Pernyataan majemuk
adalah gabungan dari beberapa pernyataan tunggal yang dihubungkan dengan kata hubung.
Ada 4 macam
pernyataan majemuk :
1. Konjungsi
Konjungsi adalah
pernyataan majemuk dengan kata hubung “dan”. Konjungsi dari pernyataan p dan q
dinotasikan dengan ^ yang dibaca p dan q
Konjungsi selalu
bernilai benar jika kedua pernyataan bernilai benar.
Contoh :
p : 34
= 51 bernilai salah
: 34 = 51
dan 2 + 5 = 7 bernilai salah
Contoh konjungsi pada tabel kebenaran berikut ini :
2. Disjungsi
Disjungsi adalah
pernyataan majemuk dengan kata hubung atau.
Disjungsi dari
pernyataan p dan q dinotasikan v dan dibaca p atau q
Disjungsi hanya
bernilai salah jika kedua pernyataan bernilai salah.
Contoh :
P : jumlah dari 2
dan 5 adalah 7 (pernyataan bernilai
benar)
q : Tugu pahlawan
terletak di Jakarta (pernyataan bernilai salah)
: Jumlah dari 2 dan 5
adalah 7 atau Tugu pahlawan terletak di Jakarta
(pernyataan bernilai benar)
3. Implikasi
Implikasi
adalah pernyataan majemuk dengan kata hubung “jika .... maka .......”
Implikasi
dari pernyataan p dan q dinotasikan dengan p -> q yang dibaca “jika p
maka q” atau “p jika hanya jika q” atau “p syarat perlu bagi q” atau “q syarat
cukup bagi p”
Dari
implikasi p -> q, p disebut anteseden
atau sebab atau hipotesa
q
disebut konsekuen atau kesimpulan atau konklusi.
Implikasi
selalu bernilai salah jika sebabnya benar dan akibatnya salah.
Contoh
:
P
: 5 + 4 = 7
(pernyataan salah)
q
: Indonesia di benua eropa (pernyatan salah)
p -> q : Jika 5 + 4 = 7
maka Indonesia di benua eropa (pernyataan benar)
5. Biimplikasi
Biimplikasi
adalah pernyataan majemuk dengan kata hubung “.......jika dan hanya
jika............” dan dilambangkan .
Biimplikasi
dari pernyataan p dan q ditulis p q yang dibaca p jika
dan hanya jika q atau jika p maka q dan jika q maka p.
Biimplikasi
akan bernilai benar jika sebab dan akibatnya bernilai sama.
Contoh
:
p
: 3 + 10 =14 (pernyataan
salah)
q
: Persegi adalah segitiga (pernyataan salah)
p
q : 3 + 10 = 14 jika dan hanya jika persegi
adalah segitiga (pernyataan salah)
Perhatikan video penjelasan tentang tabel kebenaran berikut ini :
(Sumber youtube sibejojadda, sibejo.com)
D.
Konvers,
Invers, dan Kontraposisi
Dari
implikasi p
q dapat dibentuk
implikasi baru :

1. q
p disebut konvers dari implikasi semula

2. ~
p
~ q disebut invers
dari implikasi semula

3. ~
q
~ p disebut
kontraposisi dari implikasi semula

Contoh
:
p
: Tia penyanyi
q
: Tia seniman
implikasi
p q : Jika Tia penyanyi maka Tia seniman
Invers
~ p ~ q : Jika Tia bukan
penyanyi maka Tia bukan seniman
E.
Pernyataan Majemuk Yang
Ekuivalen
Dua
pernyataan majemuk dikatakan ekuivalen jika untuk semua kemungkinan nilai
kebenaran komponen-komponennya, pernyataan majemuk itu mempunyai nilai
kebenaran yang sama. Lambang ekuivalen adalah 

F.
Negasi
dari Pernyataan Majemuk
1.
~ (p
q)
~ p v ~ q


2.
~ (p v q)
~ p
~ q


3.
~ (p
q)
p
~ q



4.
~ (p
q)
(p
~ q) v (q
~ p)




Contoh
:
1. Negasi
dari 5 + 2 = 8 dan adik naik kelas adalah 5 + 2
8 atau adik tidak naik
kelas

2. Negasi
dari jika adik belajar maka ia bisa
adalah adik belajar dan ia tidak bisa
G.
Tautologi
dan Kontradiksi
Tautologi
adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar untuk semua kemungkinan
nilai kebenaran komponen-komponennya.
Kontradiksi
adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai salah untuk semua kemungkinan
nilai kebenaran komponen-komponennya.
H.
Penarikan
Kesimpulan
Argumen
adalah serangkaian pernyataan yang mempunyai ungkapan penarikan kesimpulan.
Suatu argumen terdiri dari 2 kelompok pernyataan yaitu kelompok premis dan
kelompok konklusi.
Contoh
:
Premis
1 : Jika adik rajin belajar maka naik kelas
Premis
2 : Jika adik naik kelas maka Ibu senang
Premis
3 : Adik rajin belajar
Konklusi
: Ibu senang
Suatu
argumen dikatakan sah atau valid jika untuk semua kemungkinan nilai kebenaran premis-premisnya
mendapatkan konklusi yang benar pula.
Ada 3 dasar penarikan
kesimpulan yaitu :
1. Modus
Ponens
Kerangka
penarikan modus ponens sebagai berikut :
Premis
1 : p -> q
Premis
2 : p
Konklusi
: q
2. Modus
Tollens
Kerangka
penarikan kesimpulan dengan dasar modus tollens sbb :
Premis
1 : p -> q
Premis
2 : ~ q
Konklusi
: ~ p
3. Silogisme
Kerangka
penarikan kesimpulan dengan metode silogisme sbb :
Premis
1 : p -> q
Premis
2 : q -> r
Konklusi
: p -> r
Contoh :
Tentukan konklusi dari
argumen-argumen berikut ini :
1. Premis
1 : Jika sakit maka ibu minum obat
Premis
2 : Ibu sakit
Konklusinya
: Ibu minum obat
2. Premis
1 : Jika mesinnya rusak maka mobil itu tidak dapat bergerak
Premis
2 : Mobil itu dapat bergerak
Konklusinya
: Mesin mobil itu tidak rusak
3. Premis
1 : Jika BBM naik maka ongkos bis naik
Premis
2 : Jika ongkos bis naik maka uang saku naik
Konklusinya
: Jika BBM naik maka uang saku naikPerhatikan video penarikan kesimpulan berikut ini :
Setelah memahami materi diatas, kerjakanlah soal quiz berikut ini untuk mengukur tingkat pemahaman kalian :
Assalamualaikum.
BalasHapusJika terdapat 3 premis, misalkan premis pertama jika a maka b, premis kedua jika b maka c, premis ketiga jika c maka d. Bagaimana cara penarikan kesimpulannya bu?
Terimakasih
waalaikumsalam.Jika ada 3 premis maka langkah pertama diselesaikan dahulu yang dua premis pertama, kemudian hasil penarikan kesimpulan tersebut menjadi premis baru. Setelah itu dilanjutkan penarikan kesimpulan dari premis baru dengan premis ketiga.
Hapusterimakasih. semoga bermanfaat
Terimakasih atas penjelasannya bu. Sangat mudah dipahami.
HapusAssalamualaikum
BalasHapusBagaimana cara menarik kesimpulan dari premis yang didalamnya memuat disjungsi, tolong penjelasannya Bu. Terimakasih
Bentuk disjungsi terlebih dahulu diubah dalam bentuk implikasi. Misalnya -pvq ekuivalen dengan p -> q.
Hapusterimakasih